Minggu, 23 Oktober 2011

akuntansi keuangan lanjutan 1


Mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 merupakan salah satu mata kuliah keahlian berkarya yang bertujuan untuk memberikan kerangka dasar bagi mahasiswa yang ingin berkarier sebagai praktisi akuntansi keuangan maupun akademisi dalam mengembangkan ilmu akuntansi keuangan. Melalui mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Anda akan mendapat kesempatan mendalami teori serta mengaplikasikannya dalam suatu usaha bisnis.
Setelah mempelajari mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Anda diharapkan mampu menerapkan konsep akuntansi keuangan untuk situasi yang bersifat khusus yang terjadi pada suatu entitas bisnis.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta bobot 3 SKS, mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 terdiri dari 9 modul yang pengorganisasiannya sebagai berikut:
Pembentukan, Pembagian Laba-Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menerapkan akuntansi persekutuan.
Persekutuan: Pembubaran karena Perubahan Sekutu dan Likuidasi. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menerapkan akuntansi pembubaran persekutuan.
Pengembangan Persekutuan. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menerapkan teknik akuntansi perubahan bentuk usaha persekutuan menjadi perseroan terbatas dan corner venture.
Likuidasi Perseroan, Reorganisasi dan Restrukturisasi Utang. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menerapkan teknik akuntansi pada likuidasi perseroan.
Penjualan Angsuran. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menerapkan teknik akuntansi pada transaksi penjualan angsuran.
Penjualan Konsinyasi. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menerapkan teknik akuntansi pada transaksi penjualan konsinyasi.
Valuta Asing. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menerapkan teknik akuntansi pada transaksi valuta asing dan translasi laporan keuangan.
Hubungan Kantor Pusat dengan Kantor Cabang. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menerapkan teknik akuntansi pada transaksi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang berikut penyusunan laporan keuangannya.
Laporan Segmen dan Laporan Interim. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menyusun laporan segmen dan laporan keuangan halt sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Agar lebih memudahkan dalam memahami mata kuliah ini, berikut disampaikan desain instruksional yang menggambarkan tujuan dari instruksional tiap topik bahasan dan kompetensi-kompetensi pendukung yang harus Anda kuasai untuk mencapai kompetensi utama mata kuliah ini.
Dengan mempelajari setiap modul dengan cermat sesuai petunjuk yang ada serta mengerjakan semua latihan/tugas dan tes yang diberikan secara sungguh-sungguh, Anda akan berhasil dalam menguasai tujuan yang telah ditetapkan.
Selamat belajar, semoga Anda sukses!

MODUL 1 
PEMBENTUKAN, PEMBAGIAN LABA-RUGI, DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEKUTUAN

Kegiatan Belajar 1: Pembentukan Persekutuan 
Rangkuman
  1. Pengertian persekutuan ditinjau dari hukum adalah kumpulan dua atau lebih subjek hukum untuk bergabung bersama-sama.
  2. Bentuk Persekutuan sebagai entitas usaha ada dua macam yaitu berbadan hukum dan tidak berbadan hukum. Persyaratan pendirian persekutuan berdasarkan kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1320.
  3. Bentuk Persekutuan tidak berbadan hukum, yaitu firma dan persekutuan komanditer. Firma lebih bersifat kekeluargaan karena tanggung jawab setiap sekutu tidak terbatas (unlimited labilities). Sedangkan persekutuan komanditer adalah firma dengan salah satu sekutunya sebagai sekutu komanditer karena tanggung jawab terbatas (unlimited labilities) dan bisa diwujudkan dalam bentuk saham.
  4. Pengertian persekutuan ditinjau dari substansial. Adanya kesepakatan bergabungnya dua pihak atau lebih dengan tanggung jawab yang dipikul oleh masing-masing sekutu secara penuh dan tidak terbatas hanya pada modal penyertaannya saja. Walau tanggung jawab sekutu tidak terbatas, namun persekutuan merupakan satu entitas ekonomi yang sama dengan bentuk usaha lainnya.
  5. Sifat-sifat persekutuan sebagai berikut mempunyai umur terbatas/ singular life, mempunyai tanggung jawab yang tak terbatas/unlimited labilities, mutual agency, memiliki bentuk yang sederhana, pemilikan harta bersama, dan partisipasi dalam pembagian laba.
  6. Hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung dalam tiga rekening, yaitu rekening modal, rekening prive, serta rekening utang dan piutang kepada sekutu.
  7. Investasi sekutu saat pembentukan persekutuan dilakukan dalam bentuk tunai atau berupa kas dan aktiva bukan kas. Investasi dalam bentuk bukan kas sebaiknya dinilai sebesar satisfactory values.
  8. Perlakuan terhadap kemampuan lebih yang memiliki sekutu ada dua pendekatan, yaitu metode prerogative dan metode goodwill.
  9. Acap kali selisih antara pengorbanan untuk investasi dengan nilai penyertaan merupakan unidentifiable resources dengan perlakuan sebagai goodwill atau bonus.
  10. Harus dibedakan antara mutasi modal penyertaan dengan utang/ piutang sekutu. Utang/piutang sekutu tidak secara otomatis dikonversikan pada modal penyertaan, kecuali atas persetujuan sekutu.
  11. Perkiraan prive tidak harus ditutup pada modal penyertaan terutama pada sekutu yang membagi laba didasarkan pada saldo modal. Offsetting prive ke modal penyertaan harus sepersetujuan para sekutu.
Kegiatan Belajar 2: Pembagian Laba-Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan 
Rangkuman
  1. Laba rugi yang dihasilkan adalah hak atau beban masing-masing sekutu dengan jumlah yang tergantung pada kesepakatan. Walau banyak yang mengaitkan dengan saldo modal, tetapi pembagian laba rugi tidak harus didasarkan pada besarnya modal. Pembagian laba rugi didasarkan pada rasio tertentu, saldo modal, perhitungan bonus, perhitungan jumlah tetap, dan perhitungan bunga penyertaan.
  2. Pembagian laba rugi didasarkan pada rasio tertentu. Termasuk dalam kategori ini adalah pembagian didasarkan pada strange collateral (saldo modal saat didirikannya persekutuan) karena jumlahnya tidak berubah.
  3. Pembagian laba rugi didasarkan pada saldo modal. Banyak pihak yang mendukung dasar ini karena saldo modal yang tersisa merupakan investasi sekutu pada persekutuan hingga lapse berupa pembagian laba rugi juga layak dikaitkan dengan saldo modal.
  4. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bonus. Dasar ini berpeluang untuk mendorong sekutu lebih berprestasi karena adanya reward.
  5. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bagian jumlah tetap. Dasar ini memberikan jaminan pembayaran dalam jumlah tetap. Banyak pihak yang menyebut dasar ini dengan pembagian laba rugi didasarkan pada gaji. Namun, substansinya adalah jumlah yang tetap tersebut karena gaji sudah masuk dalam unsur biaya operasi dan laba rugi dibagi sudah bersih dari unsur gaji.
  6. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bunga penyertaan. Hampir sama dengan dasar modal rata-rata karena memberikan penghargaan pada waktu. Namun, dasar ini mengandung bound atas tarifnya bukan jumlahnya.
  7. Laporan keuangan persekutuan terdiri dari laporan perhitungan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Laporan perhitungan laba rugi secara eksplisit menunjukkan porsi laba masing-masing sekutu. Laporan perubahan modal secara eksplisit menyajikan laporan perubahan modal masing-masing sekutu. Neraca adalah struktur modal yang secara eksplisit harus menunjukkan porsi ekuitas masing-masing sekutu.
Sumber : http://berita.agenbola.com/berita-lain/akuntansi-keuangan-lanjutan-1-likuidasi-persekutuan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar